Kamis, 03 Maret 2011

POLITE OR NOT POLITE


We are living in different world. When you're doing something, it could be polite at your place but perhaps it's not polite at the other place. So, what you should have to do to being polite all the time.

I don't know about “not polite to stare” but I certainly believe it's natural to admire such a beauty.

Being polite is all about being considerate and appreciative, but for many people, it remains a challenge. Some have no interest whatsoever in being polite, but if you're reading this, you're probably wondering how you can improve your etiquette. At the very least, you might want to know how to avoid being rude, which can make the people around you feel offended, un-welcomed, taken for granted, uncomfortable, or even hurt.
  1. Be gentle, not forceful or insistent. This doesn't mean you need to act like a meek, quiet pushover. It means that when you do something, offer something, or make a request, you do it without pressuring the people around you and making them feel like they're being pushed into a corner. If you're having a conversation, it's one thing to ask a question or offer your opinion, but it's rude to push the matter when someone has expressed discomfort (verbally or non-verbally) about the subject. Even if you're trying to help, like offering to pay for lunch or wash the dishes, don't be too insistent. If the person says "No, thank you, I've got it" then say "Please, I'd really love to help." If they still say no, then let it go. They obviously want to treat you, so let them, and return the favor some other time.
    Learn, and teach, Western business etiquette. Easy to learn and teach.
  2. When in doubt, observe others. How are they greeting and addressing each other? What are they doing with their coats? What kinds of topics are they discussing? Different settings require different standards of formality, and those standards often define what is polite and what is not. A work-related dinner, and holiday gathering, a wedding, and a funeral will all demand a different tone.
  3. Be nice. Treat everyone the same way, even if you are not fond of them. Never make any enemies. Always be courteous, you might meet this person again in another setting and wouldn't want to have caused negative memories that would give you a bad standing. If someone annoys or even insults you, don't get into an argument. Say "Let's agree to disagree" and change the subject, or simply excuse yourself from the conversation.
  4. Start a conversation by asking questions about the other person. Try not to talk about yourself too much. Be confident and charming. Do not hog the conversation, that is arrogant. Look interested and listen to the answers. Don't look over the person's shoulder or around the room when he/she is talking. That implies you are distracted or not interested, i.e. he/she is not important to you.
  5. Be Honest. It is always much worse to be caught in a lie than to tell the truth.
  6. Shake hands firmly and look your acquaintance in the eye. You might want to practice this a bit so you don't squish people's hands, depending on how strong you are. That would make them feel uncomfortable. Beware especially when shaking hands of women who are wearing rings. Too much pressure can be very painful.

    • Remember too that many people with an "old-school" etiquette background (especially if you are in Europe) find it inappropriate to offer your hand for a handshake to a lady or an older gentleman if you are a gentleman, or to an older lady, if you are a lady. Always greet the other person first, but wait for them to extend their hand. On the other hand, if you are the older person/lady, keep in mind that if you do not extend your hand, the other person may feel rejected, as he/she is not permitted to shake your hand. Usually this situation only takes half a second in checking whether the other person is moving towards you for a handshake. Be alert.
    • Do not approach someone with an already outstretched hand. That is pushy. If you want someone to know you are moving towards them, establish a firm eye contact and smile, maybe opening your arms a little (bent at the elbow) to make a welcoming gesture.
  7. Know the proper dinner etiquette. For silverware, go from the outside, in. And put your napkin on your lap, and do not add anything to the table that was not there when you got there (cell phone, glasses, jewelry). Put your purse between your feet, under your chair. Women should not apply makeup at the table. It is rude and demonstrates a lack of refinement. If you want to fix your makeup or check if something is in your teeth, go to the restroom.
  8. Have a laugh which shows you are having fun, without being loud. Loudness either indicates arrogance or insecurity. A charming polite person makes another person feel good. Keep this goal in mind, be considerate of other people's needs and opinions. Don't make derogatory remarks towards any kind of ethnic, political or religious groups under any circumstances.
  9. Be graceful and show elegance. Carry yourself smoothly, with a sense of calm, yet involved in the moment. People will notice this subtle charm and this will help you greatly.

(http://www.wikihow.com/Be-Polite)

Jumat, 11 Februari 2011

VALENTINE'S DAY HANCURKAN KETAUHIDAN


VALENTINE'S Day dengan segala pernak-perniknya sesungguhnya tidak lepas dari arus utama konspiratif yang hendak menghancurkan ketauhidan seperti yang diajarkan para penyampai Risallah sejak Adam a.s. hingga Muhammad SAW. Banyak sisi dari 'hari istimewa' tersebut yang belum banyak diketahui. Banyak yang menyangka umat Islam dilarang mengikuti ritual tersebut semata-mata karena bersumber dari ritual kaum Nasrani. Ini salah besar. Gereja Katolik pun pernah mengeluarkan larangan umatnya untuk ikut-ikutan Valentine's Day. Bahkan Katolik Ensiklopedia menyatakan ritual Valentine's Day berasal dari ritual pemujaan terhadap setan (The Satanic Ritual) dan paganisme. Bukan itu saja, daya hancur Valentine's Day juga dahsyat, terutama dari sisi akidah dan moral. Sasaran utama penghancuran ini tentu saja generasi muda.

Dalam bahasa Inggris, "Kasih Sayang" ditulis sebagai "Affection", bukan "Love". Ada perbedaan mendasar antara istilah Affection dengan Love. Yang pertama lebih dekat dengan perasaan atau curahan hati, bersifat kejiwaan yang halus dan indah, sedang yang kedua "Love", lebih dekat dengan tindakan yang mengarah kepada kegiatan atau aktifitas seksual. Mungkin sebab itu, hubungan seksual disebut sebagai "Making Love".

Nah, terkait dengan pemahaman tersebut, Valentine's Day sesungguhnya tidak tepat jika diartikan sebagai "Hari Kasih Sayang". Karena peristiwa yang terjadi berabad tahun silam, yang kini diperingati sebagai Hari Valentine, berawal dari suatu peristiwa yang lebih tepat disebut sebagai pesta kemaksiatan (Making Love Party) ketimbang Pesta Kasih Sayang. Peristiwa tersebut merupakan suatu ritual bagi bangsa Pagan Roma yang dinamakan Lupercalian Festival.

Dalam kepercayaan Pagan Roma, bulan Februari dianggap sebagai bulan penuh "cinta" (Love, bukan affection) dan bulan kesuburan (baca: masa birahi dan syahwat). Lupercalian atau Lupercus sendiri merupakan nama Dewa Kesuburan (Dewa Pertanian dan Gembala), yang dipercaya berwujud seorang lelaki perkasa dan berpakaian setengah telanjang dengan hanya menutupi tubuhnya dengan kulit kambing. Mitologi mengenai Lupercus terkait erat dengan kisah Remus dan Romulus yang tinggal di bukit Palatine dan diyakini kisahnya mengawali pembangunan Kota Roma.

Selain Roma, kepercayaan Pagan Yunani Kuno juga meyakini bulan Februari -- merupakan bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada perkawinan suci Dewa Zeus dan Hera. Baik kepercayaan Pagan Yunani, keduanya meyakini bahwa Februari merupakan bulan penuh gairah dan cinta (baca:syahwat).

LUPERCALIA FEST
Lupercalia Festifal merupakan sebuah perayaan yang berlangsung pada tanggal 13 hingga 18 Februari, dimana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Pada tanggal 13-nya, di pagi hari, pendeta tertinggi Pagan Roma menghimpun para pemuda dan pemudi untuk mendatangi kuil pemujaan. Mereka dipisah dalam dua barisan dan sama-sama menghadap altar utama. Semua nama perempuan muda ditulis dalam lembaran-lembaran kecil. Satu lembaran kecil hanya boleh berisi satu nama. Lembaran-lembaran yang berisi nama-nama perempuan muda itu lalu dimasukkan ke dalam wadah mirip kendi besar, atau ada juga yang menyebutkan di masukkan ke dalam wadah mirip botol besar.

Setelah itu, sang pendeta yang memimpin upacara mempersilahkan para pemuda maju satu persatu untuk mengambil satu nama gadis yang telah berada di dalam wadah secara acak, hingga wadah tersebut kosong. Setiap nama gadis yang terambil, maka sang empunya nama harus menjadi kekasih pemuda yang mengambilnya dan berkewajiban melayani segala yang diinginkan sang pemuda tersebut selama setahun hingga Lupercalian Festival tahun depan.

Tanpa ikatan perkawinan, mereka bebas berbuat apa saja. Dan malam pertama di hari itu, malam menjelang 14 Februari hingga malam menjelang 15 Februari, di seluruh kota, para pasangan baru itu merayakan apa yang kini terlanjur disebut sebagai 'Hari Kasih Sayang'. Suatu istilah yang benar-benar keliru dan lebih tepat disebut sebagai 'Making Love Day' alias Malam kemaksiatan.

Pada tanggal 15 Februari, setelah sehari penuh para pasangan baru itu mengumbar syahwatnya, mereka secara berpasang-pasangan kembali mendatangi kuil pemujaan untuk memanjatkan doa kepada Dewa Luperalia agar dilindungi dari gangguan serigala dan roh jahat. Dalam upacara ini, pendeta pagan Roma akan membawa dua ekor kambing dan seekor anjing yang kemudian disembelih di atas altar sebagai persembahan kepada Dewa Lupercalia atau Lupercus. Persembahan ini kemudian diikuti dengan ritual meminum anggur.

Setelah itu, para pemuda mengambil satu lembar kulit kambing yang telah tersedia dan berlari di jalan-jalan kota sambil diikuti oleh para gadis. Jalan-jalan kota Roma meriah oleh teriakan dan canda tawa para muda-mudi, di mana yang perempuan berlomba-lomba mendapatkan sentuhan kulit kambing terbanyak dan yang pria berlomba-lomba menyentuh gadis sebanyak-banyaknya.

Para perempuan Romawi kuno di zaman itu sangat percaya bahwa kulit kambing yang dipersembahkan kepada Dewa Lupercus tersebut memiliki daya magis yang luar biasa, yang mampu membuat mereka bertambah subur, bertambah muda, dan bertambah cantik. Semakin banyak mereka bisa menyentuh kulit kambing tersebut maka mereka yakin akan bertambah cantik dan subur.

Upacara yang sangat dinanti-nantikan orang-orang muda di Roma ini menjadi salah satu perayaan favorit. Hal ini tidak aneh mengingat kehidupan masyarakat Pagan Roma memang menuhankan keperkasaan (kejantanan), kecantikan, dan seks. Bahkan para Dewa dan Dewi -tuhan mereka- digambarkan sebagai sesosok lelaki perkasa dan perempuan cantik nan menawan, dengan pakaian yang minim bahkan telanjang sama sekali. Bangsa Roma memang sangat memuja kesempurnaan raga. Banyak literatur menulis tentang tradisi Pagan Roma tersebut. Sampai sekarang, pusat-pusat kebugaran yang menjadi salah satu 'tren orang modern' disebut sebagai Gymnasium atau disingkat Gym saja, yang berasal dari istilah Roma yang mengacu pada tempat olah tubuh. Tradisi pemujaan terhadap keperkasaan dan kecantikan ini, dan tentunya semua bermuara pada pendewaan terhadap syahwat, tidak menghilang saat Roma dijadikan pusat Gereja Barat oleh Kaisar Konstantin.

disadur dari : Buletin Jum'at Yayasan Lembaga Konsumen Muslim Batam NO.271/Th XII/2011/1432 H. Telp. 0778-413607

baca juga link ini:
( http://www.meridiangraphics.net/lupercalia.htm ) 88762

Minggu, 08 Agustus 2010

Kecelakaan Speed Boat di Manipa


Pagi itu sekitar pukul 08:00 Bagian Barat Waktu Indonesia (BBWI) tangal 7 Agustus 2010, kami di Jakarta menerima khabar duka dari keluarga kami di Ambon dan Manipa, bahwa telah terjadi kecelakaan tenggelamnya speed boat yang di antara penumpangnya sebagian besar adalah keluarga kami di Manipa. Kronologis tenggelamnya speed boat tersebut secara pasti belum kami dapat sampai saat ini.

Cuaca di Indonesia yang sukar ditebak akhir-akhir ini memang menjadi penyebab utama sulitnya memprediksi keadaan laut. Cuaca yang cerah saat berangkat, bisa secara tiba-tiba berubah menjadi hujan angin hingga menimbulkan gelombang besar.

Lebih dari 10 tahun yang lalu (1999)saat saya masih tinggal di Pulau Manipa, transportasi yang ada hanya perahu motor kayu, motor tempel (katinting/jhonson) tanpa peralatan keselamatan yang memadai, bahkan bisa dibilang tidak ada.
Saat itu saya harus sering menyeberang lautan untuk kepentingan pendidikan anak-anak di pulau tersebut. Untuk mencapai pulau Ambon atau pulau Buru, saya hanya menggunakan perahu motor kecil, atau terkadang menggunakan perahu layar yang di lengkapi dengan mesin tempel (katinting).

Sepuluh tahun berlalu saat daerah tersebut kini sudah menjadi kecamatan, sepertinya transportasi masih sama seperti dulu.

Nampaknya pemerintah daerah belum sadar bahwa daerah Maluku adalah daerah kepulauan, dan masalah transportasi laut haruslah menjadi perhatian utama. Sudah seharusnya transportasi antar pulau di kepulauan Maluku dibenahi.

Pemerintah daerah seharusnya mengalokasikan anggaran pendapatan daerah mereka untuk pengadaan alat transportasi, dan serahkan pengelolaannya kepada pemerintah daerah setempat, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup di daerah yang bersangkutan.
Atau minimal sosialisasikan penggunaan Alat Pelindung Diri (APR) dan dalam hal ini berupa Rompi Pelampung untuk setiap penumpang.

Mengenai peringatan yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, BMKG setempat, saya rasa tidak sampai ke masyarakat dan pengelola karena memang di Pulau Manipa komunikasi sangat sulit.

"Ini terjadi karena pengelola dan pengguna tidak mau mematuhi peringatan dari BMKG," kata Asisten Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Seram Bagian Barat, Ronal Siloy seperti dikutip dari Antara.

Ini juga teguran bagi pemerintah daerah untuk mengadakan alat telekomunikasi yang pantas untuk sebuah kecamatan. Ajaklah operator Telkomsel, Indosat atau apapun untuk membuat pemancar di daerah tersebut. SSB (Single Side band) harus disediakan untuk pemerintah daerah setempat. Bentuk Syah Bandar untuk daerah tersebut.
Dan pemerintah daerah jangan hanya menyalahkan serta hanya pintar berandai-andai. Kejadian ini sudah terjadi, sekarang hanya mencari cara bagaimana agar kejadian ini tidak terulang lagi dimasa mendatang.


Untuk korban tenggelam, kami do'akan semoga arwah mereka diterima disisi Allah SWT. Kepada keluarga yang ditinggalkan saya ucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya, dan semoga diberikan ketabahan.

Senin, 18 Januari 2010

ANDA MEROKOK ?????

Apakah anda pernah mendapat tawaran merokok? tentu pernah dan bahkan sering. Sayapun sering mendapatkan tawaran rokok dari seseorang yang memang belum mengenal saya lebih dekat.

Saat seseorang menawarkan rokok kepada kita, tanpa disadari dia telah menawarkan racun kepada kita. Lalu kita yang tidak merokok tentu menolaknya dengan halus! "Oh...terima kasih pak, saya tidak merokok". Hebat..ditawarin racun koq terima kasih!!!
Coba bayangkan kalau seseorang menawarkan racun tikus kepada kita, tentu dengan serta merta kita akan bangkit dan berkata, "Maksud lo apa hah....! udah gak seneng ama gua..!"

Sekarang bandingkan kenapa sikap kita terhadap orang yang menawarkan dua racun di atas sangat berbeda? Jawabnya mudah saja, karena racun yang pertama menggerogoti kesehatan kita secara perlahan, sedangkan racun kedua sudah jelas akibatnya!

Intinya kenapa kita susah sekali mengajak orang untuk berhenti merokok? ya alasannya itu tadi! mereka tidak menyadari atau kalau bisa dibilang mereka tidak perduli dengan kesehatan mereka sendiri. Bahkan yang sering saya terima adalah pernyataan klasik seperti, "ah... yang kagak ngerokok juga bisa sakit..!".
Jawaban semacam itu merupakan akibat dari kecanduan mereka terhadap barang tersebut, sehingga alasan apapun untuk mempertahankan kebiasaannya akan dicari-cari walaupun harus memutar balikkan fakta.

Memang friend, gangguan kesehatan bukan hanya diakibatkan oleh asap rokok, tapi dengan merokok tentunya dapat menambah jumlah penyebab datangnya penyakit. Selain itu merokok juga bisa mengakibatkan orang lain disekitar anda akan menghirup racun yang tersebar, yang artinya anda sedang menaburkan racun-racun disekitar anda. Di kantor berarti anda menebarkan racun ke teman-teman anda. Di rumah berarti anak dan istri/suami anda yang terancam.

So...masih mau menyebarkan racun ke teman, saudara dan keluarga anda? Think about that man/girl..!

Sekedar informasi aja...! gue sekeluarga adalah 6 bersaudara and laki-laki semua! alhamdulillah mereka gak ngerokok semua! bokap juga gak ngerokok! nyokap apalagi..!

Udah dech...! STOP MEROKOK..!

Kalau perlu bantuan untuk berhenti merokok, gue bersedia bantu ...!

Minggu, 08 November 2009

REUNI

Tanggal 13 Desember yang akan datang saya punya rencana mengikuti acara reuni SMA. Reuni memang acara untuk mengumpulkan teman teman lama yang sudah lama tidak bertemu atau berkumpul dan pasti diharapkan oleh semua teman-teman. Dengan reuni ini diharapkan tali silaturahim yang sempat tertunda oleh waktu dan jarak, dapat tersambung kembali.

Acara reuni ini sebenarnya kegiatan yang positif dilaksanakan, tetapi apakah semua orang tertarik untuk mengikutinya? Ada beberapa hal atau alasan yang membuat mereka tidak bersedia menghadiri acara reuni.

1. Lokasi, lokasi sering menjadi alasan utama mereka tidak menghadiri acara reuni, apalagi
kalau acaranya dilaksanakan di tempat yang "wah"... setidaknya menurut mereka, walaupun iurannya tidak besar. Sebagai penyelenggara seharusnya dapat mengantisipasi masalah lokasi untuk penyelenggaraan acara seperti ini, karena tidak semua teman kita bernasib baik. Lebih baik acara diadakan ditempat rekreasi umum yang lebih familiar bagi semua orang.
2. Waktu, pemberitahuan lebih awal lebih baik untuk mengantisipasi jadwal semua orang yang terlibat. Waktu yang tepat adalah di pertengahan bulan. Biasanya setiap bulan, orang sudah
mempunyai jadwal rutin pada minggu pertama dan minggu ke dua seperti arisan dll.
3. Biaya, biaya yang terlalu besar tentu menjadi alasan orang untuk tidak mengikuti reuni. Untuk reuni awal dan penjajakan, sebaiknya biaya yang dibebankan harus seminimal mungkin sehingga tidak membebankan peserta. Yang penting bisa berkumpul walaupun hanya minum
teh dan kue seadanya.
4. Minder, faktor yang satu ini memang seharusnya tidak dijadikan alasan bagi siapapun. Jika kita merasa belum sukses, justru dengan adanya reuni ini kita dapat mencari informasi lowongan pekerjaan atau peluang bisnis yang cocok untuk kita. Kalau belum mendapat jodoh (lagi) , mungkin di acara inilah kita bisa saling membuka hati.

Kira kira begitulah beberapa alasan yang saya tangkap, baik dari orang lain ataupun pengalaman pribadi, semoga pihak pihak yang terlibat dalam acara reuni bisa memperhatikan beberapa hal yang menurut saya sangat penting yang saya sebutkan di atas.

Wassalam