Kamis, 20 Agustus 2009

Marhaban Ya Ramadhan

Menjelang bulan yang suci dan penuh berkah, dan awal saya akan melakukan ibadah pensucian diri, saya secara pribadi mohon maaf kepada seluruh keluarga, teman dan kenalan atas segala perbuatan saya yang kurang sopan atau membuat hati kalian tidak enak, baik melalui posting-an atau melalui komentar-komentar yang pernah saya ungkapkan. Dengan ridho dari kalian mudah-mudahan saya dapat menjalankan ibadah pada bulan ramadhan ini dengan sempurna. Amien.

Senin, 10 Agustus 2009

SAYA TIDAK INGIN KAYA

Ketika kita mendengar seseorang berkata: “Saya ingin sekali menjadi orang kaya”, maka kita akan berfikir bahwa orang ini mempunyai keinginan dan tekad yang besar serta mulia untuk menjadi kaya. Tapi menurut saya orang tersebut belum mempunyai tekad yang bulat untuk menjadi orang kaya. Terinspirasi dari buku yang pernah saya baca beberapa tahun yang lalu dari AA Gym, bahwa menjadi kaya tidaklah cukup hanya sampai menjadi suatu keinginan tapi perlu ditingkatkan menjadi keharusan.

Jadi kalimat di atas haruslah dirubah atau ditambahkan dengan “Saya harus kaya”.

Menurut saya, kata “ingin” dapat diartikan sebagai niat untuk melakukan sesuatu atau menjadi sesuatu, sedangkan “harus” adalah tindak lanjut dari niat yang merupakan tekad untuk melakukan sesuatu yang lebih bersifat pemberi semangat.

Dalam bisnis, kata “ingin” memang seharusnya dirubah menjadi “harus”. Hal ini berhubungan dengan impian dan cita-cita yang akan dicapai. Cita-cita yang tinggi, impian yang tinggi memang seharusnya diberi semangat dengan perkataan harus.

Terlepas dari keinginan dan keharusan, setiap niat yang kita ucapkan dan tekadkan, tidak akan terwujud tanpa adanya tindak lanjut. Tidak mungkin kita kenyang jika saat lapar tapi kita hanya berkeinginan untuk makan tanpa ada tindak lanjut untuk menanak nasi atau mencari makanan yang akan kita makan. Sangatlah bodoh ketika kita melihat para penganggur yang hanya duduk berkhayal bersama temannya untuk menjadi orang kaya tanpa ada tindakan untuk memulai mencari kerja. Sangatlah bodoh lagi jika ada penganggur yang ditawari pekerjaan lalu menjawab: “saya tidak bisa melakukan pekerjaan itu” atau “saya tidak cocok dengan pekerjaan itu” atau “saya nggak mungkin melakukan pekerjaan itu” dan lain sebagainya tanpa mencobanya terlebih dahulu. Setiap orang yang menawari pekerjaan, pastilah dia sudah menilai kemampuan orang tersebut.

Jadi yang lebih penting dari niat adalah tindak lanjutnya yaitu “berusaha”, atau istilah yang sering saya gunakan adalah “ikhtiar”. Setelah kita niatkan keinginan kita yang kemudian kita tekadkan dengan keharusan untuk mencapai impian, selanjutnya adalah berikhtiar dan berusaha untuk mewujudkan impian kita. Sekecil apapun hasil yang didapat dari ikhtiar atau usaha kita, janganlah membuat keinginan dan “keharusan” kita menjadi luntur.

Cobalah kita tengok kembali usaha yang dilakukan oleh Thomas Alfa Edison untuk menciptakan lampu, dia tidak berputus asa walaupun beberapa kali mencoba tapi belum mendapatkan lampu yang menyala. Coba kita bayangkan seandainya dia putus asa pada percobaan yang ke 999 kali dan menghentikan percobaannya padahal pada percobaan yang 1000 dia berhasil menciptakan bola lampu yang dapat berpijar, mungkin dunia ini akan gelap gulita sepanjang malam. Seandainya Wright bersaudara putus asa untuk membuat pesawat terbang, tentu kita masih menggunakan transportasi darat atau laut untuk bepergian.

So.. kawan mulai saat ini NIAT kan seluruh impianmu kemudian IKHTIAR lah untuk mencapainya.

Tapi jangan beranjak dulu karena ada satu lagi yang perlu dilakukan untuk mencapai impian yaitu Berdo’a. Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dilahirkan melalui perantara ibu kita dari hasil perkawinan dengan ayah kita, tentulah memerlukan do’a untuk mewujudkan impian kita. Kita tidak boleh egois dengan tidak melibatkan Tuhan dalam masalah kita, sedangkan kelahiran dan adanya kita didunia ini sudah jelas adalah dengan campur tangan Tuhan. Jadi sebagai makhluk Tuhan, kita harus selalu memohon dan berdo’a dalam setiap niat dan ikhtiar yang sudah kita lakukan. Tuhan tidak buta. Dia pasti melihat hambanya yang berusaha dan berdo’a untuk mencapai keinginannya.

Tiga kunci inilah menurut saya yang harus ditanamkan untuk mencapai keinginan kita baik itu “kekayaan”, “kedudukan” maupun “wanita (istri pendamping hidup) / suami bagi wanita”.

Sekarang sudah jelas kenapa judul di atas “SAYA TIDAK INGIN KAYA”, ya…..karena yang lebih baik adalah “SAYA HARUS KAYA”

RENUNGKAN….!

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri.” (QS Ar-Ra’d [13]: 11)

“Sesungguhnya bila kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, itu lebih baik bagimu daripada meninggalkan mereka dalam keadaan menjadi beban orang lain, dan meminta-minta kepada orang lain.” (HR al-Bukhari)

“Kekayaan tidaklah mendatangkan mudarat bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah Swt.” (HR Ahmad)

3 Prinsip Dasar untuk mewujudkan Impian

NIAT………………………….

IKHTIAR……………………….

DO’A………………………

Niat untuk menjadi Muslim Prestatif”

Ikhtiar tanpa kenal lelah, karena Ikhtiar adalah Ibadah”

Berdo’a kepada Allah, karena Allah Maha Mendengar”

Terima kasih untuk AA Gym atas inspirasinya. Semoga usahanya menjadi berkah.